Saya menyukai Desember. Tak pernah
tahu pasti alasannya, namun Desember membawa kedamaian tersendiri bagi saya. Desember
ibarat rumah yang selama ini saya tuju. Yang membuat saya menghela nafas lega
dan berkata, “Ah, akhirnya tiba juga di bulan ini.”
Mungkin karena Desember merupakan
bulan di penghujung tahun. Bulan dimana saya menengok kembali ke bulan-bulan
sebelumnya dan mengingat apa yang telah saya lalui sepanjang tahun. Bulan pengasih
yang seakan dapat memaafkan segala bentuk keabnormalan saya dan memeluk saya
dengan lembut.
“Yang lalu biarlah. Because you made it until today. Don’t
worry, you did great.” Mungkin jika Desember bisa berbicara, ia akan
berbicara seperti itu.
Desember bagi setiap orang memang
berbeda-beda. Namun, Desember saya selalu memaafkan.
Terlalu terlambat memang untuk
mengatakan ini, namun terlambat lebih baik daripada tidak sama sekali kan?
Selamat datang, Desember. Terima
kasih telah bersedia menemani.