23 tahun yang lalu ia lahir ke bumi,
tanpa tahu akan seperti apa dunia menjadikannya kelak.
Ia tumbuh menjadi gadis kecil
yang selalu riang dan membuat orang disekitarnya ikut merasa bahagia. Ia tak
pernah bersedih, kecuali ketika ayahnya mengganti acara kartun di televisi dengan
pertandingan sepak bola.
Masa mudanya penuh warna. Berbagai
konser band rock n roll hingga ska tak pernah absen untuk didatanginya. Ia memiliki
teman-teman sebaya yang selalu memiliki acara untuk berkumpul bersama. Berbagi kisah,
berbagi cerita.
Ia mungkin bukan siswi terpintar,
namun ia pernah meraih nilai tertinggi di sekolahnya saat ujian nasional hingga
membuat kedua orangtuanya bangga. Selalu ia ingat raut bahagia hingga tangis
haru ayah ibunya saat tahu sang anak menjadi seorang juara.
Lalu, tiba-tiba takdir
mempertemukannya dengan seorang pria.
Berawal dari pertemanan, mereka
akhirnya memutuskan untuk menjadi sepasang kekasih. Keromantisan selalu
mengiringi keberadaan mereka. Keduanya lupa bahwa sejatinya hidup tak hanya
milik mereka saja. Namun, mereka tak peduli.
Ia menjalani hidup layaknya
makhluk tuhan paling bahagia bersama sang kekasih. Sayangnya, hal itu hanya
bisa dirasakan pada awal-awal bulan. Kekasihnya secara perlahan berubah menjadi
monster menyeramkan yang begitu ditakutinya.
Sang kekasih tak pernah ragu
untuk melayangkan tangan ke tubuhnya ketika dirinya merasa kesal. Pukulan demi
pukulan diterimanya tanpa tahu apa yang membuatnya berhak untuk menerima
perlakuan itu. Ia tetap memilih untuk bertahan.
Ia menjadi kebas. Tak ada perasaan
sedih atau senang yang bisa dirasakan.
Hanya ketakutan yang selalu
menjalarinya setiap kali melihat sosok sang kekasih. Seperti itukah definisi
seorang kekasih? Tidak. Dan ia pun akhirnya sadar hingga memberanikan diri
untuk meninggalkannya meskipun dengan perasaan terancam.
Untungnya, teman-teman yang dulu
ditinggalkannya karena larangan sang kekasih ternyata memang selalu ada di sana
untuk menunggu. Menunggunya kembali menjadi diri sendiri dan keluar dari
berbagai kekejaman yang berkamuflase atas nama cinta.
Kini, ia tak lagi menjadi wanita
murung yang selalu hidup dalam ketakutan. Meskipun terkadang bayangan-bayangan
kelam itu susah untuk disingkirkan, ia percaya Tuhan telah mempersiapkan akhir
yang bahagia untuknya.
selamat ulang tahun ndoot.... pertamax :D
BalasHapusterima kasih miiiii :DDD
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusIni dopost banyak banget, ditunggu tulisan terbarunya :D
BalasHapus