Tampilkan postingan dengan label catatan orang baik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label catatan orang baik. Tampilkan semua postingan

Rabu, 26 Februari 2020

Catatan Orang Baik #3: Buru-buru

Sudah lama saya tidak melanjutkan series Catatan Orang Baik ini. Tapi, saya sadar series ini penting untuk saya, sebagai pengingat kebaikan-kebaikan orang pada saya meski tak saling kenal.

Rabu (26/2/2020), saya mampir ke kedai kopi Omahe Mbah Giyo di daerah Gubeng setelah antar Regal Dessert Box. Saat itu saya berencana untuk menitipkan sebentar pudding pesanan kustomer lainnya di kulkas pemilik kedai, agar tak leleh dan tetap dingin. Namun, rasa sungkan membuat saya tak jadi menitipkannya.

Sekitar satu jam berlalu, akhirnya saya memberanikan diri untuk bicara ke pemilik kedai. Dan responnya di luar dugaan saya.

"Om boleh titip puding sebentar ngga di kulkas? Takut leleh," kata saya.

"Lho kenapa ngga dari tadi? Sini mbak," jawab pemilik kedai.

Ia juga memberikan 3 tas plastik untuk wadah pudding saya. Saat itu saya tanya toko plastik terdekat, tapi ia malah memberikannya secara cuma-cuma. Ia adalah orang baik pertama yang saya temui hari ini.

Orang baik kedua saya temui di Indomaret dekat kampus Ubaya. Kala itu saya buru-buru ke percetakan, tapi mampir ambil uang dulu di ATM Indomaret. Seorang ibu yang lebih dulu sampai di ATM tiba-tiba bertanya pada saya.

"Mbaknya mau ngapain? Kalau sebentar duluan aja mbak," katanya.

"Saya mau ambil uang bu, terima kasih banyak ya bu," kata saya.

"Sama-sama mbak, soalnya saya mau transfer, takutnya kelamaan," jawabnya.

Baik betul, pikir saya. Meskipun terlihat remeh, tapi kebaikan sang ibu sangat berarti bagi saya yang dikejar waktu saat itu.

Sesampainya saya di percetakan, saya berjumpa dengan orang baik ketiga. Seorang pria, muda, mungkin sekitar usia 20-an, membantu saya yang kebingungan.

Percetakan tidak menerima file pdf yang saya bawa, mereka hanya terima jpg. Ia mempersilahkan saya untuk mengganti file pdf ke jpg di ponsel saya tanpa harus antre lagi. Sayangnya, tidak berhasil.

Pria itu, yang antre sebelum saya, membantu saya untuk mencari aplikasi dan situs convertor. Meskipun akhirnya tidak bisa karena file terlalu besar. Tapi, saya tetap berterima kasih atas bantuannya.

Ia juga yang menyarankan untuk tetap pakai percetakan tersebut karena harganya lebih murah dibandingkan percetakan lain. Pria berjaket hitam itu juga memberi saya contoh perbandingan harga. Jadi katanya, jika tidak sedang dikejar waktu, lebih baik cetak di situ saja dan mengganti file pdf ke jpg.

Saya bersyukur atas kebaikan mereka, semoga mendapat balasan lebih dari Yang Maha Kuasa.
x

Jumat, 07 April 2017

Catatan Orang Baik #2: Bocor

Jumat (7/4/2017) sekitar jam 1 dini hari saya pulang melewati jalanan Sukodono, Sidoarjo. Ketika di jalan sebenarnya saya telah merasakan motor saya oleng. Tapi, waktu itu saya berpikir mungkin ban motor saya hanya kurang angin. Saya pun terus melaju ke arah rumah.

Tiba-tiba di depan Puspa Agro, ban motor saya pecah. Alhasil, motor pun langsung oleng nggak karuan, untungnya saat itu tak ada satu pun kendaraan yang melintas.

Setelah meminggirkan motor, saya menelepon ibu saya untuk mengabarkan keadaan. Ibu lalu berkata akan mengirim adik saya.

Saya menunggu adik saya bersama penjual nasi goreng serta 3 pria yang baru selesai makan. Mereka adalah orang baik pertama yang saya temui malam itu.

Mereka menemani saya menunggu adik setelah menunjukkan tukang tambal terdekat yang buka 24 jam.

"Mending ganti ban tubles, mbak. Kalau kena paku nggak perlu langsung tambal, nanti tambalnya kalau udah gajian," saran si penjual nasi goreng. Saya manggut-manggut aja karena memang tak begitu paham tentang masalah per-ban-an.

Tak lama, adik saya datang. Setelah pamit ke penjual nasi goreng serta 3 pria tadi, saya mulai menaiki motor saya pelan-pelan ke tukang tambal ban terdekat, yaitu di pertigaan Kletek.

Awalnya saya dorong motor saya, lalu adik saya menyarankan untuk dinaiki saja, toh nanti juga pasti ganti ban dalam karena bannya sudah pecah. Dia adalah orang baik kedua.

Adik saya sama sekali tak mengeluh ketika menemani saya. Bahkan ia dengan santai bercerita banyak tentang hal-hal kecil di warung kopi sebelah tukang tambal.

Setelah sampai di rumah, saya lihat ibu dan ayah saya sudah masuk di kamar mereka. Namun, kemudian ibu keluar. Ia bertanya tentang insiden tak terduga malam itu. Saya jawab nggak papa karena adik juga nggak ngeluh.

Ibu saya tak marah, hanya khawatir. Percakapan kami pun berujung pada kotak makan yang lupa saya bawa kerja pagi tadi. Padahal lauknya daging empal kesukaan saya, saya baru tahu ketika jam istirahat tiba.

Ibu saya tertawa ketika tahu saya lupa. Ternyata ia masih menyimpan daging empalnya untuk saya karena tahu itu lauk kesukaan saya. Dagingnya tinggal 3, lainnya dimakan ibu saya yang ternyata juga doyan. 3 daging itu lalu dibagi saya, ibu, dan adik saya. Ya, ibu adalah orang baik ketiga bagi saya malam itu.

Ayah saya juga masuk di daftar orang baik keempat. Ayah awalnya ingin ikut adik untuk menemani saya. Tapi, adik saya nggak mau karena dia tahu jika ayah saya ikut, maka dia yang akan disuruh dorong motor saya sedangkan saya dan ayah naik motornya.

Oh iya, tukang tambalnya juga baik karena memasang tarif normal untuk ban dalam saya, padahal awalnya saya takut harganya akan dinaikin karena tahu saya benar-benar butuh. Penjaga warung di sebelah tukang tambal juga sama baiknya, ia telah mengizinkan saya mengisi baterai ponsel walaupun hanya sebentar.

Catatan kali ini entah kenapa begitu panjang lebar. Intinya, malam dimana saya merasa sangat buruk ternyata malah membuat saya merasakan kebaikan orang-orang di sekitar saya. Ah, saya sangat beruntung.

Minggu, 19 Maret 2017

Catatan Orang Baik #1: Pom Bensin

Kejadian ini saya alami di sebuah pom bensin yang terletak di dekat Pasar Sukodono, Sidoarjo. Kejadian ini lah yang menginspirasi saya untuk membuat seri Catatan Orang Baik.
Saat itu sekitar pukul 15.00 WIB kurang, Minggu (19/3/2017), saya mampir ke sebuah pom bensin untuk mengisi scoopy milik saya. Ada 4 motor yang mengantre Pertalite di depan saya. Ketika antrean sudah menjadi 2 motor, saya turun untuk membuka penutup tangki bensin saya.
Kebetulan sekali penutup tangki saya susah untuk dibuka, entah karena saat itu saya memakai sarung tangan atau memang alot. Tiba-tiba bapak yang sedang mengantre di belakang saya menawarkan bantuan.
"Bisa neng?" tanya bapak itu. Mungkin usianya sekitar 50-an, berkumis, saat itu pakai kaos oblong hitam. Ia ragu-ragu untuk maju membantu karena saya masih berusaha membuka sendiri.
"Bisa pak," jawab saya sambil tersenyum, mungkin bapak itu nggak sadar saya tersenyum karena saya sedang memakai masker. Akhirnya setelah susah payah, penutup tangki berhasil saya buka.
Setelah mengisi Pertalite Rp 15 ribu, saya menoleh ke bapak baik itu. Saya pamit, walaupun nggak kenal, dan saya lupa untuk berterima kasih. Meskipun bapak itu akhirnya nggak membantu saya, paling tidak ia berniat untuk membantu.

"Monggo pak," kata saya. Bapak itu tersenyum, "Enggeh, monggo," balasnya.

Catatan Orang Baik: Sebuah Pengantar

Saya ingin memperkenalkan jenis postingan blog terbaru saya yang bernama Catatan Orang Baik.
Mengapa disebut demikian? Jawabannya simple, karena postingan ini akan berisi catatan-catatan orang baik yang telah saya alami, saya lihat, atau saya dengar.

Mengapa? Memang penting? Misalkan kalian bertanya seperti itu, saya ada jawabannya. Ya, menurut saya catatan ini memang penting.

Sebenarnya, ada banyak sekali orang-orang baik yang ada disekitar kita, yang baik pada kita. Namun, sering kali tanpa sadar kita mengabaikannya. Seperti kata pepatah, "Nila setitik, rusak susu sebelangga" kurang lebih begitu, kita lebih ingat pada orang-orang yang berbuat tak baik pada kita. Padahal, orang tak baik pun kadang pernah baik pada kita. Nah, menurut saya hal itu sebenarnya sayang sekali jika dilupakan begitu saja.

Tindakan baik yang tanpa sadar kita sadari kebanyakan bersifat remeh, sehingga hanya dalam waktu satu atau dua jam kita sudah lupa. Dengan adanya catatan ini, saya berharap kebaikan para orang baik itu akan kekal dalam bentuk tulisan. Bisa jadi juga untuk pembelajaran bagi kalian bahwa di dunia ini, atau paling tidak di tempat kalian tinggal, masih banyak sekali orang baik. Jika kalian keberatan menjadikan catatan ini sebagai bentuk pembelajaran, nggak papa, biar saya sendiri saja yang merasakannya.

Sekian pengantar Catatan Orang Baik dari saya, semoga saya konsisten untuk terus menulis tentang berbagai orang baik yang saya temui. Terima kasih banyak.