Dia
berjalan menjauhiku. Dengan tenangnya, membawa segala kenangan-kenangan manis kami
bersama. Ia tampak tegar dibalik semua pahit yang menghampirinya. Ia tak tampak
ringkih. Ia masih saja seorang laki-laki kuat yang aku kenal. Yang aku percaya,
bahwa hanya dia yang dapat membuatku merasa sebahagia ini.
Tidak
ada yang menyukai perpisahan ini. Kau tidak menyukainya. Apalagi aku. Air mata
yang aku tahan sedari tadi akhirnya runtuh juga. Tidak, tidak di hadapanmu aku
menangis. Aku juga mau terlihat kuat sepertimu. Walaupun itu semua hanya semu.
Aku
akan tetap menunggumu disini. Merapikan kenangan-kenangan kita yang masih
tersisa. Dan menyusunnya rapi menjadi tumpukan rindu. Disinilah. Di tempat
pertama kita bertemu, kita akan bertemu lagi. Memulai segala dari awal lagi.
Kita akan membuat takdir kita sendiri. Yang akan kita jalani nantinya. Bernama,
masa depan. Masa depan kita.